PESONA :
Kapal Bosok di Drangong, Curug Kota Serang, yang banyak mencuri perhatian.
Bangunan Kapal Bosok yang berdiri megah di Jalan
Ki Angga Derpa, Kampung Drangong, RT.003 RW.001, Kecamatan Curug, Kota Serang,
mengundang perhatian banyak orang. Pada
Selasa (4/7) saja, jika dhitung tujuh hari terakhir tercatat 10.000
pengunjung mendatangi destinasi tersebut.
Bangunan
ini ditujukan untuk mengilustrasikan sebuah kisah yang berkembang di kalangan
masyarakat, khususnya Kota Serang dan sekitarnya. Kapal Bosok merupakan salah
satu destinasi wisata religi yang saat ini tidak kalah menarik dari lokasi
wisata religi lain di Banten, terlebih setelah bangunan unik ini didirikan.
Bukan hanya masyarakat sekitar, melainkan dari luar kota bahkan provinsi hingga
luar pulau Jawa. Tidak hanya untuk berziarah, melainkan juga berwisata untuk
melihat kemegahan bangunan dari dekat.
Muhammad
Nur, pioner pendiri destinasi ini bercerita, pembangunan Kapal Bosok tanpa
bantuan pemerintah, dan mereka memang menolak semua bantuan dari pihak manapun.
Bangunan yang sudah dikerjakan sejak 2014 ini mulai rampung pada pertengahan
April 2017 lalu. Mereka mengerjakan semuanya dengan dana yang masuk dari para
pengunjung atau dana sumbangan pengunjung yang ada di kotak amal. Sertifikasi dari pemerintah masih dalam pengurusan, sebagai
salah satu Cagar Budaya Provinsi Banten.
“Banyak
warga berdatangan, tidak hanya orang-orang dewasa, tetapi juga remaja bahkan
anak-anak usia SD. Tujuanya macam-macam, ada yang hanya ingin melihat sesuatu
yang baru, ada yang memang ingin juga belajar tentang sejarah dari tempat ini,”
tutur Hayadi, warga sekitar yang sering memandu pengunjung untuk mengetahui
sejarah bangunan ini.
Ada
tata cara tersendiri, bagi wisatawan yang ingin masuk ke dalam bangunan yang
memiliki empat lantai sebagai musala ini. Mereka harus terlebih dahulu
berziarah ke kuburan Syekh Abdullah Ki Angga Derpa di sebelah barat bangunan
Kapal Bosok.
“Masyarakat
juga punya kegiatan rutin pada malam Jumat berupa majelis taklim, sedang di
hari lain paling banyak pengunjungnya adalah malam Selasa,” jelas Hayadi.
Dengan
adanya ikon ini, masyarakat sekitar berharap tidak hanya desanya jadi terkenal,
melainkan juga dapat membantu pemerintah me-ngembangkan sektor pariwisata. (sofa/IkomNews)
0 komentar:
Posting Komentar